Tuesday, September 30, 2014

Catatan "Weaning With Love " Arka ( 21 Feb - 29 Sept 2014)

Ibu menuliskan catatan ini pukul 2.10 dini hari. Tgl 1 Oktober 2014 untuk Arkaneo Keantama.


Masih membekas nyata dalam ingatan Ibu, siang tadi tak sedikit pun kamu rewel minta ASI seperti biasanya. Hanya sepintas lalu bilang "Gek sedikit yo Bu". Tidur siang hari ini pun kamu gak rewel, sepertinya tahu permintaan mu akan Ibu tolak. Hanya merengek sebentar tanda kamu sudah mengantuk. Lalu tiduran sambil pelukan dengan Ibu, dan Ibu senandungkan lagu di telingamu lirih... tak berapa lama kamu sudah tidur. Dan siang ini tidurmu cukup lama meskipun gak minum ASI.
Malam hari waktu ditinggal Bapak keluar,

Arka : Buk gek sedikit yo Bu... (bicara bisik2)
Ibu : ASI-nya dah habis
Arka : Ini buat adek, ini buat adek (sambil pegang payudara bergantian kanan kiri)
Ibu : iya ASI-nya buat adek. Kan Mas Arka sayang adek. Adeknya mau kayak mba Dira apa kayak Mas Zakki?
Arka : Kayak Arka wae!! (dengan penekanan)
Ibu : gak kuat nahan tawa

"Gek sedikit" Ini adalah ucapan permintaanmu jika ingin minta minum ASI, karena jika kamu merengek minta ASI , Ibu selalu tanya yang kanan atau yang kiri , banyak atau sedikit. Dan jawabanmu pasti kata-kata yang terakhir "kiri" dan "sedikit". Jadilah keterusan kalo minta pasti bilangya 'minta sedikit" Padahal sebelum kamu usia setahun minta ASI itu bilangnya "nom minom minom" pake nada. Geli kalo inget kamu masih usia 9bulan udah ngecewes. Lalu udah mulai jalan bilangnya "nom asi" berubah lagi jadi "minta sedikit" .... hahahahhaahaha

Hari ini tak ada tangisan dan jeritan kemarahan yang kamu luapkan karena Ibu gak bersedia memberimu ASI, Ibu ingin mengantarkan mu pada fase pertama kemandirianmu. Lepas dari ASI karena Ibu lihat kamu sudah siap. Lepas dari ASI tanpa Ibu perlu oleskan apapun pada payudara Ibu. Beberapa orang menyarankan kepada Ibu untuk mengolesi minyak kayu putih, betadine, ditempeli plester dan bilang payudara sakit. Yang lebih parah ada yang nyaranin diolesin bodrex....
Kepada orang yang menyarankan hal itu, Ibu tak membantah karena mungkin itu berhasil saat menyapih anak-anak mereka. Tapi kamu anak Ibu, Ibu yang akan menentukan dengan cara apa kita lewati proses "menyapih" yang sesuai denganmu dan tidak membuat Ibu merasa bersalah.

Proses awal Ibu menyapihmu di usiamu 19 bulan, Ibu dan Bapak selalu bilang jika usiamu sudah genap 2 tahun sudah gak boleh minum ASI. ASI-nya buat adek. Baiklah, kamu udah hapal ASI-nya buat adek tapi.... masih tetap nyusu :D dan bilang " Ini buat adek, ini punyae Arka to Buk? " sambil pegang payudara Ibu.
Hingga usiamu 2 tahun belum ada tanda-tanda keberhasilan, karena Ibu juga selalu nyerah jika kamu nangis-nangis minta ASI. Akhirnya selalu pasrah nunggu hingga kamu bosan sendiri. Hingga suatu hari, Ibu kecapekan dan kamu yang semakin jarang minum membuat produksi ASI menurun. Saat mau tidur siang kamu sudah gelisah minta ASI, tapi mungkin karena produksi ASI sudah menurun kamu semakin lama ngempengnnya dan mulai gigit puting. Dari kamu bayi, Ibu gak pernah ngerasain apa yang dibilang lidah/mulut bayi kasap atau digigit. Makanya ketika kamu gigit dengan gigi susumu yang tajam... spontan Ibu jerit gak karuan. Kamu cuek, dan akhirnay Ibu paksa lepas. Dan drama hari itu adalah Bapak seperti mengurus 2 anak. Yang satu kamu (anaknya yang sesungguhnya) dan Ibu (anak mertuanya) yang sama-sama nangis .....
Perasaan Ibu gak karuan, antara sebel karena sakit sekali, kasihan sama kamu dan inget betapa perjuangan seorang ibu menyusui itu sungguh luar biasa. Yang Ibu lalui selama memilikimu.... perjuangan agar ASI keluar karena kamu sempat puasa 6 hari karena ASI ibu gak keluar, perjuangan menghadapi para ibu korban iklan sufor yang menyarankan kamu disambung sufor, perjuangan memerah ASI dan akhirnya ibu tiba pada tahap perjuangan untuk menyapihmu.

Awal bulan September 2014 kamu sempat sakit selama 5 hari, otomatis... Ibu pun gak tega jika harus meneruskan untuk menyapihmu sedangkan kamu tiap makan dan minum selalu mutah. Setelah kamu sembuh, kamu kembali susah untuk gak netek ASI. Jadi harus mulai dari awal lagi untuk mengalihkan perhatianmu. Dari mulai lagi sounding kalo Arka sudah mau sekolah bentar lagi jadi gak boleh minum ASI, ASI buat adek. diajak jalan-jalan, titipin ke rumah budhe Yani atau mboke di Kowen ataupun Ibu tinggal pergi. Intinya biar kamu gak melihat, memcium aroma dan memikirkan netek ASI lagi .... hehehheehhe. Dan semakin hari terlihat kemajuan, kamu mulai gak terlalu rewel saat minta ASI meskipun dibatasi cuma minum ASI menjelang tidur siang dan tidur malam. Hari minggu 27 Sept 2014 kemaren bahkan cuma netek siang sekali. Hari berikutnya juga begitu.... Sepertinya berenang minggu lalu juga ada pengaruhnya, akhirnya kamu mengerti apa yang selalu ibu bilang. Kamu sudah bukan butuh ASI lagi kalo lapar tapi sudah harus makan nasi..... 3 hari ini maemmu lahap sekali. Meskipun masih suka pilih-pilih. Tapi itu dah bikin ibu seneng banget kalo kamu maemnya lahap. Semoga beberapa hari kedepan kamu gak merengek lagi minta ASI. Sekarang tinggal Ibu yang harus menguatkan hati ibu untuk menyapihmu.

Tapi malam ini Ibu menangis, ternyata Ibu yang belum siap. Selama ini Ibu selalu menyerah jika kamu minta ASI. Padahal sebenarnya IBu yang belum rela melepaskan moment-moment indah kita berdua. Yang hanya kita miliki bersama.....
Ibu masih ingin terus menatapmu dalam dekapan ibu sepenuhnya....

Tapi hari ini adalah jawaban dari semua kegalauan Ibu, Ibu harus siap melepasmu, membimbingmu menjadi anak yang mandiri. Semoga moment-moment indah selama hampir 26 bulan ini bisa menjadi bekalmu menjadi anak yang sehat dan bahagia. 26 bulan ternyata tak cukup bagi Ibu, Ibu ingin terus memelukmu, melantunkan doa-doa dan menyanyikan lagu sambil menatap matamu yang jernih...

Arka, selalu ingatlah. Ibu dan Bapak sayang Arka.
Meskipun penyampaian rasa sayang kami tak selamanya lembut....
Tumbuhlah engkau dengan sehat dan penuh kebahagiaan... Doa terbaik dan kasih sayang Ibu dan Bapak selalu untukmu.





No comments:

Post a Comment